Jumat, 15 April 2011

Bagaimana mengatasi wanita cerewet?

 
Kehidupan rumah tangga yang dibina dengan penuh kasih sayang, kadang terbentur dengan adanya perubahan sikap pasangan hidup. Perubahan sikap ini biasanya terpengaruh karena faktor tekanan atau depresi dalam menjalani biduk rumah tangga. Hal ini perlu ditangani atau diminimalisir agar tidak menjadi masalah yang lebih rumit lagi. Perubahan sikap yang terjadi antara lain istri menjadi lebih cerewet, istri penuntut, bahkan menjadi pemarah sehingga keluarga tidak harmonis lagi.
Bagaimana mengatasi istri cerewet?
1. Jika Istri cerewet karena berbagai hal dalam rumah tangga dan dalam tingkat kewajaran, coba pahami istri. Mungkin ia sedang lelah dan jenuh dengan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Cerewet seorang istri merupakan suatu perhatian dan kecintaannya terhadap keluarga. Istri penuntut dan istri pemarah biasanya memiliki alasan. Hal yang menjadi pemicu emosional istri karena pemenuhan kebutuhan rumah tangga yang meningkat dan terlalu pusing dengan berbagai masalah rumah tangga. Dengarkan dengan seksama setelah ia selesai mengeluarkan luapan emosinya, barulah suami yang bijaksana dapat menasehatinya dengan cara yang baik, bercanda, lembut sehingga tidak ada kata-kata kasar dan caci maki yang tak terpuji.
2. Jika istri cerewet karena hal-hal yang tidak terlalu penting. Seperti istri penuntut, yang ingin segala kebutuhannya yang harus dipenuhi. Istri pemarah yang mengeluarkan luapan isi hatinya karena kebutuhan dan perhatiannya tidak didengarkan. Maka balaslah kecerewetannya dengan mengeluarkan kata-kata sopan namun tepat pada sasaran. Ada sebagian orang yang akan berhenti cerewet apabila bertemu dengan orang yang cerewet pula. Cerewet tidak perlu dengan kata-kata kasar dan keras, banyak kosakata yang dapat digunakan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
3. Cara lain mengatasi istri cerewet adalah dengan mengalih bahan pembicaraan yang lebih penting dan menarik perhatiannya. Biasanya dia akan berhenti mengomel dan mengikuti bahan pembicaraan yang lebih penting untuk dibahas dan diselesaikan.
4. Berikanlah pengertian bahwa setiap masalah tidak harus diutarakan dengan luapan kata-kata yang berlebihan. Adakalanya harus dibicarakan baik-baik, dari hati ke hati, apalagi ketika anak-anak sudah mulai beranjak dewasa. Dengan demikian istri juga dapat mengerti dan mengubah sikapnya perlahan-lahan serta yang paling penting adalah tidak menyinggung perasaannya.

SUMBER KUTIPAN (kecuali gambar) :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar