Selasa, 10 Mei 2011

Tak seindah janjimu


Senja itu ga seperti biasa, burung pun terasa engan keluar untuk hanya sekedar jalan jalan sore , seraya menikmati udara  di senja itu, sebenar nya langit cerah bintang panjer sore  Nampak di ufuk sana pertanda ga ada mendung di sana, tampak dari kejahuan sampan yang biasa di pergunakan para nelayan merangkak menelusuri sungai kataingan, terdengar suara kepak kan bese ( dayung ) mengiringi langkah jukung seakan seirama dengan suara kumandang azan magrib di masjid di tengah kampung baun bango
30 menit yang lalu listrik PLTD telah di nyalakan terdengar sayup sayup suara hiburan warga dengan VCD atau pun DVD karaokenya .
“sampai kapan kamu harus termenung di sini,Tina…., “  Tina memalingkan muka kearah suara, ternyata ibu nya telah lama memperhatikan buah hatinya yang sedang di landa kegalauan hati, tatapan kosong yang di arahkan ibunda nya,
“Tina kita makan dulu yok..”
“Bu… “ Tanya Tina Lirih. “ Kenapa Tuhan tidak Adil”
 “Husss…. Tina… Tuhan itu Maha adil Nak… mungkin Dia punya kehendak lain , sehingga terjadi begini…
Percaya dech …. Yok kita makan tuh, abah mu dah nunggu dari tadi…”
“ Tina  takut Bu”
“ Biar Ibu yang ngomong sama Abah mu nanti ya”
“ Bu.. Ma’af kan Tina Ya…”
“ Sudah Tina, Kita makan Dulu ya..”
Senja itu memang beda buat Tina Puspita Angraini, gadis cantik kembang desa Baun Bango Kecamatan kamipang ini , hari- hari yang di lalu tidak seperti saat saat yang lalu,biasa bercanda bersama teman sekolah nya di SMU PGRI 1 kamipang.
                Selain seorang gadis yang rupawan Tina juga pintar bergaul dan rajin belajar, serta berbakti kepada kedua orang tuanya, apa lagi di semester akhir ini selalu rajin belajar karena harus melanjutkan kuliah nya di kasongan atau ke Palangka Raya demi cita -cita menjadi orang dokter untuk daerah daerah terpencil , yang masih memerlukan tenaga medis yang akan di perjuangkan .
                Benar, Abah Tina telah menunggu di meja makan dengan sedikit ada kekesalan di raut wajah sang ayah, sehingga Tina semakin membuat hatinya semakin bergetar, Tina anak satu- satu nya keluarga Erwan Sunarto , tentu sang ayah menginginkan anaknya ( Tina) menjadi orang terpandang dan tentu menjadi kebangaan di desa baun bango apalagi kalo nanti nya bisa jadi seorang yang berguna terhadap masyarakat  itu lah satu-satunya harapan Erwan.
                Tertunduk Tina duduk di samping Ibunda nya tanpa berani menatap ayah nya, suasana itu lah yang telah di tangkap ibu nya sehingga cepat -cepat mengambil kan Nasi buat suami nya.
                “ Udah lah Pa makan dulu”
                “Tina yo nak ambil nasi nya”


Bersambung!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar